Halaman

Halaman

Jumat, 27 Maret 2015

Buku Pejuang Sebenarnya

Buku Pejuang Sebenarnya
Oleh :Wakhid Hasyim

Namaku asti,aku masih duduk di bangku 3 sma.Setiap hari aku selalu pergi sekolah dengan naik bus kota,aku lebih suka naik bus karena kita bisa sampai tujuan dengan selamat ditambah sambil tidur,melamun,menulis,serta masih banyak lagi bonus lainya jika kita pergi dengan naik bus,hehehe inspiratif kan?.
Suatu hari saat naik bus pulang sekolah, aku menemukan pengamen jalanan yang masih anak anak,langsung terlintas dalam pikiranku tuk menulisnya dalam buku harianku.Oh ya ku selalu menulis hal-hal menarik yang ku temui di buku harianku,dan menurutku pengamen jalanan itu suatu yang menarik untuk ditulis.
Sesampai di rumah ternyata ada budi teman sekelasku yang ternyata mau pinjam buku sekolah,maklum budi naik motor jadi dia bisa sampai tujuan dengan lebih cepat.
“hai bud,sudah disini aja kamu, tahu begitu aku tadi bareng kamu,hahaha”sapa asti kepada budi.
“tadi aku buru-buru, jadi gak kepikiran sampai segitu,oh ya aku pinjem buku paket matematikanya donk!.”ucap budi menyampaikan tujuannya.”boleh, tapi ngobrol-ngobrol dulu sini,hari juga belum terlalu sore,”saut asti.
Asti : “eh tadi aku di bus ketemu pengamen jalanan anak-anak kecil,bagaimana pendapatmu tentang itu?.
Budi :”yah itu sudah biasa,emang kenapa?”
Asti :”engga, aku cuma pengen menulisnya di sebuah buku,kenapa bisa begitu,sebenarnya tanggung jawab siapa dan bagaimana wujud peduli kita terhadap kejadian itu ?.”
Budi :”wah-wah, kamu itu dikit-dikit ditulis,dikit-dikit  dibukukan.malah justru ku mau tanya kamu, kenapa kamu menyukai menulis?.”
Asti : “emmmm,kamu sering to menemui orang yang selalu cerita dengan orang lain.!’’
Budi : “ya sering,emang kenapa?mereka kan ingin mengurangi beban pikiranya dengan bercerita dengan orang lain.
Asti : “ya itulah caraku mengurangi kepenatan,dengan menulis atau membaca buku.”
Budi : “wah kalau aku mending main game atau yang lainya kalau lagi suntuk.”
Asti : “itu caramu,gak harus sama kan dengan caraku!”
Budi “ yasudahlah,ku balik dulu besok lanjut lagi!.
Kemudian budi bergegas pulang naik motornya.baru beberapa menit naik motor,budi tiba-tiba membelokan motornya tuk berhenti sejenak sekedar cari es campur di pingggir jalan.
“pak !, es campurnya satu.”ucap budi kepada tukang es sesaat setelah dia memarkir motornya di pinggir jalan depan penjual es itu.Sesaat setelah budi mendapatkan esnya,ada sepasang kekasih yang membeli es campur,budi nampak keheranan memperhatikan pria pembeli itu karena sekujur tubuhnya penuh tato dan banyak tindik di telinganya.
Setelah sepasang kekasih itu mendapatkan es campur pesanannya dan pergi,budi kemudian ngobrol-ngobrol dengan penjual es campur itu.
Budi : “pak,kok masnya tadi tubuhnya penuh tato gitu,tindikanya banyak lagi, apa untungnya ya pak,bukanya rentan infeksi dan kesanya bukan orang baik baik?
Penjual es : “ya jaman sekarang dik, semua mengikuti trend,biar tidak dikira kuper,”tapi bisa juga dik karena kepuasan batin,jiwanya lebih tenang jika badanya bertato.
Budi : (bicara dalam hati)  owh begitu,berarti pada prinsipnya yang dicari orang itu kenyamanan dan ada yang nyaman dengan menato tubuhnya,menulis,membaca,bercerita atau main game seperti aku!.
“benar juga pak,saya lebih nyaman kalau lagi minum es campur gini pak!,hahaha, dah pak berapa semangkok tadi”.ujar budi kepada penjual es dan kemudian bergegas pulang.
Keesokan harinya karena hari minggu budi sengaja main kerumah asti tuk bercerita tentang apa yang ditemuinya kemarin.Dan sesampainya di rumah asti, budi langsung bercerita di teras rumah.
Budi : “as,aku kemarin nemuin hal yang inspiratif juga!.
Asti : Apa itu?,tumben kamu kok mulai peduli dengan hal-hal yang ada disekitarmu.
Budi : “aku kemarin dari sini kan jajan es campur,terus ada pembeli orangnya bertato banyak banget, juga bertindik,trus aku tanya sama penjual esnya kenapa begitu?
Asti : “trus penjualnya bilang apa?
Budi “selain ikutin trend,katanya bisa jadi menato tubuhnya membuat jiwanya lebih tenang katanya!.trus ku jadi ingat kata-katamu tentang cara tiap orang dalam mencari ketenangan hidupnya.”
Asti : “wah bagus juga itu ditulis dibuku dan diberi judul sejuta cara jiwa ini bercerita”.
Kemudian indah kakak asti yang kebetulan di rumah karena libur kuliah, tidak sengaja mendengar percakapan mereka,keluar sambil tepuk tangan pelan –pelan.

Indah : “hebat! Benar-benar hebat,kalian masih SMA tapi obrolan kalian sangat kreatif,itu yang kakak suka!.Anak muda ya harus gitu,peduli dengan apa yang terjadi disekitar kita lalu di dokumenkan. sederhana ya dibuat buku”
Budi : “lalu setelah jadi buku apakah akan ada yang membacanya kak”
Indah :”menulis adalah cara bercerita yang paling tepat!,karena jika tulisannya bagus,buku itu akan terus bercerita kepada orang lain secara terus-menerus,meskipun penulisnya sudah tiada.Misal kamu menulis tentang pengamen jalanan,buku akan memperjuangkan itu sampai ada pembaca yang punya niat dan kemampuan untuk menyelesaikan itu.”
Budi : “wah hebat juga ternyata menulis itu ya,selain tempat curhat yang takmungkin salah,ternyata pejuang keinginan kita yang paling luar biasa”.
Indah :”nah makanya mari kita berlomba-lomba menulis buku,agar keinginan-keinginan mulia kita terus diperjuangkanya selamanya”.
Sejak saat itu asti dan budi mulai senang menulis dan membaca buku,mereka punya impian hasil karyanya kelak benar- benar bisa berguna bagi nusa dan bangsa.
Selesai





Tidak ada komentar:

Posting Komentar